UJI ASUMSI KLASIK PART 2
UJI ASUMSI KLASIK PART 2
Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis
korelasi atau regresi linear.Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test
for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel
dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang
dari 0,05
Cara membaca Uji Linearitas
Apabila nilai Probability F hitung
lebih besar dari tingkat alpha (0.05) maka model regresi memenuhi asumsi
linearitas, begitu pula sebaliknya.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas
merupakan salah satu uji dari uji asumsi klasik yang merupakan pengujian yang
dilakukan untuk mengidentifikasi suatu model regresi dapat dikatakan baik atau
tidak. Secara konsep, multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat dua
variabel yang saling berkorelasi. Adanya hubungan diantara variabel bebas
adalah hal yang tak bisa dihindari dan memang diperlukan agar regresi yang
diperoleh bersifat valid. Namun, hubungan yang bersifat linier harus dihindari
karena akan menimbulkan gagal estimasi (multikolinearitas sempurna) atau sulit
dalam inferensi (multikolinearitas tidak sempurna).
Uji
Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah ada keterkaitan antara
hubungan yang sempurna antara variable-variabel independen. Jika didalam
pengujian ternyata didapatkan sebuah kesimpulan bahwa antara variable
independent tersebut saling terikat, maka pengujian tidak dapat dilakukan
kedalam tahapan selanjutnya yang disebabkan oleh tidak dapat ditentukannya
koefisien regresi variable tersebut tidak dapat ditentukan dan juga nilai
standard errornya menjadi tak terhingga.
Untuk
mengetahui hasil uji dari uji multikolinieritas dapat dilihat dari beberapa
cara, yakni sebagai berikut:
1.
Dengan melihat nilai tolerance:
Apabila
nilai tolerancenya sendiri lebih besar dari 0,10 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolinieritas. Sedangakan bilan nila tolerancenya lebih kecil dari
0,10 maka kesimpulan yang didapat adalah terjadi multikolinieritas.
2.
Dengan melihat nilai VIF:
Jika
nilai VIF lebih dari 10, maka kita akan mendapat kesimpulan bahwa data yang
kita uji tersebut memiliki multikolinieritas, Sedangkan jika nilai VIF dibawah
10, maka kita akan mendapat kesimpulan bawa data yang kita uji tidak memiliki
kolinieritas.
3.
Rumus: VIF=1/1-R2
Dalam
hal ini, apabila data yang kita uji mengalami multikolinieritas, maka dapat
diatasi dengan beberapa cara, yakni dengan cara:
·
Menggabubgkan data time series dan juga cross
section
·
Transformasi variabel
·
Menghapus atau mengeluarkan variable bebas yang
menjadi penyebab timbulnya multikolinieritas, namun dengan cara ini kita harus
melakukannya dengan hati-hati dan teliti, karena apabila data yang kita
keluarkan ternyata penting secara teoretis, maka akan menimbulkan bias
spesifikasi.
Yang
kedua kita juga dapat menambahkan data baru, namun cara ini hanya dapat
digunakan apabila terjadi didalam sampel, dan bukan didalam populasi dari
variable-variabel yang sedang diamati. Karena apabila kita menambah data
kedalam populasi dari variable-variable yang sedang diamati, maka tidak akan
terjadi apa-apa atau tidak akan menyelesaikan masalah multikolinieritas.
Uji
Autokorelasi (1)
Autokorelasi adalah adanya korelasi
antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurutkan waktu,
konsekuensi dari adanya autorkorelasi adalah model regreasi yang dihasilkan
tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel kriterium (variabel
dependent) pada nilai variabel prediktor (variabel independent).
Uji
Kelayakan Model
Menurut Widarjono (2010:282) setelah
peneliti melakukan estimasi analisis faktor konfirmatori, langkah selanjutnya
dalam menginterpretasikan hasil dari analisis faktor konfirmatori adalah mengevaluasi
kesesuaian atau kebaikan suatu model secara menyeluruh (over all fit model)
yang dalam bahasa indonesia disebut "uji kelayakan model'. terdapat
beberapa metode untuk menguji kebaikan atau kesesuaian suatu model secara
menyeluruh.
Komentar
Posting Komentar